Dataran Tinggi Gayo Kabupaten Aceh Tengah (Takengon),
Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam adalah tempat saya di lahirkan. kota takengon
(Aceh Tengah) yang kotanya berudara sejuk, juga memiliki danau tawar yang indah
nan eksotis. Danau ini adalah kebanggaan masyarakat takengon (Aceh Tengah).
pasti wisatawan akan bertanya gayo itu apa...? jadi begini 90% di takengon
masyarakatnya bersuku gayo yang 10% nya bersuku aceh, padang, jawa dan china.
Suku Gayo masih dalam ruang lingkup aceh namun perlu wistawan ketahui bahwa di
aceh memiliki beberapa suku di antaranya gayo, aceh dan melayu.
Danau
Takengon yang sejuk ini terletak di sebelah timur Kota Takengon, di dataran
tinggi Gayo (1.250 meter di atas permukaan laut) Kecamatan Lut Tawar. Propinsi
Nanggroe Aceh Darussalam. Danau laut tawar ini adalah danau yang terluas di
Propinsi Aceh dengan luas sekitar 5.472 Ha, panjang sekitar 17 km dan lebar 5,5
km.
Gayo
dulunya masih banyak yang belum tau keberadaannya selain masyarakat takengon.
Ini mungkin dulu belum di perkenalkan kepada masyarakat indonesia bahwa danau
yang sangat-sangat indah salah satunya berada di kota takengon (Aceh Tengah).
Seiring perkembangan jaman, apa lagi di jaman tekhnologi ini kita berkesempatan
memperkenalkan wisata daerah terbaik kita masing-masing kepada nasional maupun
internasional, danau takengon sudah mulai banyak di kenal orang, baik dari
wisatawan dalam negri maupun luar negri.
Mungkin
teman-teman juga pernah melihat danau ini di televisi. Karena kalau tidak salah
sudah 4 kali masuk dalam daftar program televisi seperti... ‘’catatan si
bolang, si unyil, koper dan ransel, etnik runaway’’ dan sekarang sedang
berlangsung penggarapan flme layar lebar, berjudul JSP (Janji Sang Pemberani)
yang mengambil keindahan alamnya.
Ayo
teman-teman datang ke danau tawar takengon, karna penginapan juga terhitung
banyak ada hotel yang di pinggir danau saya tidak kasi tau namanya apa
nanti ada unsur ngiklan lagi, satu hal jika datang ke takengon (Aceh
Tengah) Wisatawan sebaiknya membawa jaket yang tebal soalnya seperti apa yang
saya bilang kalau di takengon udaranya sejuk sekali ‘’apa lagi pas musim hujan
haduh dingin sekali bahasa gayonya (sejuk pedeh)’’.
Jika
wisatawan mau menuju ke kota takengon (Aceh Tengah) wisatawan bisa naik
bus atau minibus dari arah medan sumatera utara atau pun bisa juga dari arah
banda aceh, jika perjalanan dari sumatera utara menuju takengon berkisar
8 sampai dengan 9 jam tergantung perjalanan dan yang mengandarai bus atau mini
busnya. nah jika berangkat dari Banda Aceh atau lebih dikenal dengan ibu kota
provinsi Aceh. Hanya ada mini bus l300 waktu yang di tempuh lebih cepat dari
pada medan (Sumatera Utara) bekisar 5 atau 6 jam sampai kota takengon.
Perlu di ketahui
pengunjung Di sekeiling danau takengon aceh tengah juga banyak legenda-legenda
jaman dahulu sekarang sudah menjadi tempat berwisata seperti ‘’loyang koro,
putri pukes, puteri ijo”.
Baiklah
saya akan mencoba menjelaskan legenda-legenda ini dengan sepengetahuan saya
saja ya sobat mulai dari :
Loyang
koro (goa kerbau)
loyang
koro adalah goa kerbau yang mana gua itu menembus daerah desa isaq masih di daerah
aceh tengah goa loyang koro terletak di kecamatan lut tawar kab.Aceh Tengah dan
tembusnya ke daerah isaq kecamatan linge kab. Aceh tengah, di dalamnya goa
tersebut tidak ada listrik, penginapan dan warung makan, dulunya gua itu di
lalu nenek moyang untuk mengembala kerbau. tetapi gua itu sekarang sudah tertutup.
sekarang gua loyang koro panjang nya hanya beberapa kilo meter saja.
Putri
pukes
Goa
putri pukes ini adalah gua ini dulunya juga menghubungkan suatu kecamatan
dengan kecamatan lain. Cerita sekilas gua putri pukes dulu ada seorang
pengantin baru bernma Putri Pukes yang akan menikah bahasa gayonya (mungerje)
di mana pengantin perempuan yang bernama putri pukes itu akan diantar ke pihak
keluarga pengantin laki-laki. Lalu ibu putri pukes berkata kepada anaknya yaitu
pengantin perempuan tersebut, “nak waktu kamu di antar ke pihak laki-laki untuk
di nikahkan kamu jangan melihat ibumu ini kebelakang karena ibu belum sanggup
untuk melepasmu kalau kamu melihat kebelakan nanti kamu akan menjadi batu” diantar
lah putri pukes bersama rombongan pengantin, ditengah perjalanan putri pukes
melihat ibunya ke belakang terjadilah batu. Maka dari situlah gua ini dikatan
dengan gua putri pukes.
Putri
ijo (putri hijau)
putri
hijau ini dulunya cerita tentang 2 orang sedarah yang menikah dan awalnya si
wanita ini tidak tau bahwa lelaki yang menikahi dia kakak kandungnya, lalu si
wanita ini malu ketika tau suaminya adalah kakak kandungya. Dan wanita itu
mengubur dirinya sendiri di pinggir danau tawar, dan konon menjadi ular hijau
yg di sebut ‘’puteri ijo’’.
Bukan
itu saja, wisatawan juga masih bisa mengunjungi tempat wisata yang banyak di
gayo, seperti puncak ‘’pantan terong’’.
Dari puncak tersebut kita bisa melihat keindahan kota takengon dan hamparan
luas danau tawar dan dari ketinggian 1200 dari permukaan laut.
Pacuan kuda
masyarakat
gayo aceh tengah setiap tahunya pada bulan agustus mengadakan seni budaya
‘’pacuan kuda’’. Pacuan kuda ini berbeda dari pacuan kuda lainya karna yang
menunggangi kuda ini anak berumur rata-rata 9-11 tahun dan tanpa memakai helm /
pengaman dan hanya memegang tali yang di ikat ke kepala kuda, atau orang gayo
menyebutnya (KEKANG). Pakaian penunggang kuda atau disebut ‘’joki’’. Ada yang
memakai baju warna merah, kuning, hijau dan putih bahasa gayonya (ilang , ijo,
kuning, poteh), Pokoknya tidak rugi jika berwisata ke tanah gayo.
Kuliner
Datran
tinggi tanoh gayo memiliki kuliner yang lezat dan berbeda dari kuliner di
daerah lain pada umumnya, Yaitu ikan kecil khas danau tawar Orang Gayo
menyebutnya (Depik Gayo). Masyarat dataran tinggi tanoh gayo mengolah ikan
kecil tersebut dengan racikan dan bumbu yang khas, orang gayo mengolah ikan
tersebut untuk di masak dangan capuran bumbu yang namanya bumbu asam pedas
bahasa gayonya (asam jeing).
mengingat
sebagian besar masyarakat takengon adalah petani kopi tak lupa pula rasa kopi
gayo yang aromanya yang enak dan mantap. kopi gayo ini termasuk kualitas
terbaik di dunia kopi ini juga sering di exspor ke luar negri. kopi ini tumbuh
dengan pupuk alami tanpa pupuk kimia, sehingga aroma kopi lebih terasa. adapun
jenis kopi yang ada di takengon adalah kopi arabika dan robusta. Ada juga
kopi luwak kopi yang berasal dari pembuangan hasil permentasi di perut luwak
atau (Musang). Harga kopi luwak ini cukup mahal bekisar Rp. 800.000 sampai Rp.
1000.000 per kil gram yang sudah berbentuk bubuk.
Demikian
sedikit informasi tentang wisata dataran tinggi tanoh gayo takengon ( Aceh Tengah), kami menunggu
kedatangan pengunjung di takengon untuk berwisata. Kalau tidak sekarang kapan
lagi kita mengunjugi keindahan takengon “Ike Gere Seni Selohmi we Kite
Munentong Keindahen Takingen”.
Sumber
:
http://www.adirafacesofindonesia.com. ”danau tawar takengon yang mulai
muncul” dalam www.adirafacesofindonesia.com. Diunduh Senin, 6 Oktober 2014.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar