Rabu, 08 Oktober 2014

DATARAN TINGGI TANOH GAYO

Dataran Tinggi Gayo Kabupaten Aceh Tengah (Takengon), Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam adalah tempat saya di lahirkan. kota takengon (Aceh Tengah) yang kotanya berudara sejuk, juga memiliki danau tawar yang indah nan eksotis. Danau ini adalah kebanggaan masyarakat takengon (Aceh Tengah). pasti wisatawan akan bertanya gayo itu apa...? jadi begini 90% di takengon masyarakatnya bersuku gayo yang 10% nya bersuku aceh, padang, jawa dan china. Suku Gayo masih dalam ruang lingkup aceh namun perlu wistawan ketahui bahwa di aceh memiliki beberapa suku di antaranya gayo, aceh dan melayu.
Danau Takengon yang sejuk ini terletak di sebelah timur Kota Takengon, di dataran tinggi Gayo (1.250 meter di atas permukaan laut) Kecamatan Lut Tawar. Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Danau laut tawar ini adalah danau yang terluas di Propinsi Aceh dengan luas sekitar 5.472 Ha, panjang sekitar 17 km dan lebar 5,5 km.
Gayo dulunya masih banyak yang belum tau keberadaannya selain masyarakat takengon. Ini mungkin dulu belum di perkenalkan kepada masyarakat indonesia bahwa danau yang sangat-sangat indah salah satunya berada di kota takengon (Aceh Tengah). Seiring perkembangan jaman, apa lagi di jaman tekhnologi ini kita berkesempatan memperkenalkan wisata daerah terbaik kita masing-masing kepada nasional maupun internasional, danau takengon sudah mulai banyak di kenal orang, baik dari wisatawan dalam negri maupun luar negri.
Mungkin teman-teman juga pernah melihat danau ini di televisi. Karena kalau tidak salah sudah 4 kali masuk dalam daftar program televisi seperti... ‘’catatan si bolang, si unyil, koper dan ransel, etnik runaway’’ dan sekarang sedang berlangsung penggarapan flme layar lebar, berjudul JSP (Janji Sang Pemberani) yang mengambil keindahan alamnya.
Ayo teman-teman datang ke danau tawar takengon, karna penginapan juga terhitung banyak  ada hotel yang di pinggir danau saya tidak kasi tau namanya apa nanti ada unsur ngiklan lagi,  satu hal jika datang ke takengon (Aceh Tengah) Wisatawan sebaiknya membawa jaket yang tebal soalnya seperti apa yang saya bilang kalau di takengon udaranya sejuk sekali ‘’apa lagi pas musim hujan haduh dingin sekali bahasa gayonya (sejuk pedeh)’’.
Jika wisatawan mau menuju ke kota takengon (Aceh Tengah)  wisatawan bisa naik bus atau minibus dari arah medan sumatera utara atau pun bisa juga dari arah banda aceh, jika perjalanan  dari sumatera utara menuju takengon berkisar 8 sampai dengan 9 jam tergantung perjalanan dan yang mengandarai bus atau mini busnya. nah jika berangkat dari Banda Aceh atau lebih dikenal dengan ibu kota provinsi Aceh. Hanya ada mini bus l300 waktu yang di tempuh lebih cepat dari pada medan (Sumatera Utara) bekisar 5 atau 6 jam sampai kota takengon.
Perlu di ketahui pengunjung Di sekeiling danau takengon aceh tengah juga banyak legenda-legenda jaman dahulu sekarang sudah menjadi tempat berwisata seperti ‘’loyang koro, putri pukes, puteri ijo”.

Baiklah saya akan mencoba menjelaskan legenda-legenda ini dengan sepengetahuan saya saja ya sobat mulai dari :

Loyang koro (goa kerbau)
loyang koro adalah goa kerbau yang mana gua itu menembus daerah desa isaq masih di daerah aceh tengah goa loyang koro terletak di kecamatan lut tawar kab.Aceh Tengah dan tembusnya ke daerah isaq kecamatan linge kab. Aceh tengah, di dalamnya goa tersebut tidak ada listrik, penginapan dan warung makan, dulunya gua itu di lalu nenek moyang untuk mengembala kerbau. tetapi gua itu sekarang sudah tertutup. sekarang gua loyang koro panjang nya hanya beberapa kilo meter saja.
Putri pukes
Goa putri pukes ini adalah gua ini dulunya juga menghubungkan suatu kecamatan dengan kecamatan lain. Cerita sekilas gua putri pukes dulu ada seorang pengantin baru bernma Putri Pukes yang akan menikah bahasa gayonya (mungerje) di mana pengantin perempuan yang bernama putri pukes itu akan diantar ke pihak keluarga pengantin laki-laki. Lalu ibu putri pukes berkata kepada anaknya yaitu pengantin perempuan tersebut, “nak waktu kamu di antar ke pihak laki-laki untuk di nikahkan kamu jangan melihat ibumu ini kebelakang karena ibu belum sanggup untuk melepasmu kalau kamu melihat kebelakan nanti kamu akan menjadi batu” diantar lah putri pukes bersama rombongan pengantin, ditengah perjalanan putri pukes melihat ibunya ke belakang terjadilah batu. Maka dari situlah gua ini dikatan dengan gua putri pukes.

Putri ijo (putri hijau)
putri hijau ini dulunya cerita tentang 2 orang sedarah yang menikah dan awalnya si wanita ini tidak tau bahwa lelaki yang menikahi dia kakak kandungnya, lalu si wanita ini malu ketika tau suaminya adalah kakak kandungya. Dan wanita itu mengubur dirinya sendiri di pinggir danau tawar, dan konon menjadi ular hijau yg di sebut ‘’puteri ijo’’.

Bukan itu saja, wisatawan juga masih bisa mengunjungi tempat wisata yang banyak di gayo, seperti  puncak ‘’pantan terong’’. Dari puncak tersebut kita bisa melihat keindahan kota takengon dan hamparan luas danau tawar dan dari ketinggian 1200 dari permukaan laut.
Pacuan kuda
masyarakat gayo aceh tengah setiap tahunya pada bulan agustus mengadakan seni budaya ‘’pacuan kuda’’. Pacuan kuda ini berbeda dari pacuan kuda lainya karna yang menunggangi kuda ini anak berumur rata-rata 9-11 tahun dan tanpa memakai helm / pengaman dan hanya memegang tali yang di ikat ke kepala kuda, atau orang gayo menyebutnya (KEKANG). Pakaian penunggang kuda atau disebut ‘’joki’’. Ada yang memakai baju warna merah, kuning, hijau dan putih bahasa gayonya (ilang , ijo, kuning, poteh), Pokoknya tidak rugi jika berwisata ke tanah gayo.

Kuliner
Datran tinggi tanoh gayo memiliki kuliner yang lezat dan berbeda dari kuliner di daerah lain pada umumnya, Yaitu ikan kecil khas danau tawar Orang Gayo menyebutnya (Depik Gayo). Masyarat dataran tinggi tanoh gayo mengolah ikan kecil tersebut dengan racikan dan bumbu yang khas, orang gayo mengolah ikan tersebut untuk di masak dangan capuran bumbu yang namanya bumbu asam pedas bahasa gayonya (asam jeing).
 

mengingat sebagian besar masyarakat takengon adalah petani kopi tak lupa pula rasa kopi gayo yang aromanya yang enak dan mantap. kopi gayo ini termasuk kualitas terbaik di dunia kopi ini juga sering di exspor ke luar negri. kopi ini tumbuh dengan pupuk alami tanpa pupuk kimia, sehingga aroma kopi lebih terasa. adapun jenis kopi yang ada di takengon adalah  kopi arabika dan robusta. Ada juga kopi luwak kopi yang berasal dari pembuangan hasil permentasi di perut luwak atau (Musang). Harga kopi luwak ini cukup mahal bekisar Rp. 800.000 sampai Rp. 1000.000  per kil gram yang sudah berbentuk bubuk.




Demikian sedikit informasi tentang wisata dataran tinggi tanoh gayo  takengon ( Aceh Tengah), kami menunggu kedatangan pengunjung di takengon untuk berwisata. Kalau tidak sekarang kapan lagi kita mengunjugi keindahan takengon “Ike Gere Seni Selohmi we Kite Munentong Keindahen Takingen”.


   
Sumber :

http://www.adirafacesofindonesia.com. ”danau tawar takengon yang mulai muncul” dalam www.adirafacesofindonesia.com. Diunduh Senin, 6 Oktober 2014.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar